Alasan Batik Indonesia Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia

Batik Indonesia telah dikenal secara mendunia. Bahkan, UNESCO pun mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia.

Lantas apa yang membuat UNESCO mengakui batik dengan predikat tersebut?

Wakil Ketua Yayasan Lasem Heritage Yulia Ayu menuturkan, setidaknya ada tiga kriteria di balik penetapan UNESCO terhadap batik.

Menurutnya, kriteria pertama yang berhasil dipenuhi dan membuat batik Indonesia diakui oleh UNESCO adalah ilmu membatik.

“Ilmunya diturunkan dari generasi ke generasi. Dari pemilihan canting, cara mencanting, desainnya, motifnya, hingga cara pewarnaannya,” kata Yulia.

Baca juga: 

Hal ini diungkapkan dalam tur virtual “Kisah Batik Tiga Negeri Lasem: Merayakan Hari Batik Nasional dengan Menjelajah Lasem secara Virtual”, Jumat (2/10/2020).

Kedua, batik Indonesia juga digunakan sebagai bagian dari kehidupan manusia, khususnya di Pulau Jawa.

“Sejak lahir, batik digunakan untuk menggendong bayi. Lalu dalam proses khitanan, pernikahan, hingga untuk menutup jenazah orang yang sudah meninggal,” tutur Yulia.

Ketiga, batik juga kerap digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kegiatan sehari-hari sejak dulu hingga saat ini seperti pakaian.

Batik Indonesia, baik yang berfungsi sebagai pakaian sehari-hari, pakaian mode, atau yang lainnya bahkan juga digunakan oleh masyarakat di sejumlah negara termasuk Myanmar, Singapura, Malaysia, dan Afrika.Kampung Batik Solo - Seorang pengrajin batik tengah membuat batik di Kampung Batik Kauman, Surakarta, Jawa Tengah.© Disediakan oleh Kompas.com Kampung Batik Solo – Seorang pengrajin batik tengah membuat batik di Kampung Batik Kauman, Surakarta, Jawa Tengah.

Melansir situs resmi UNESCO, batik Indonesia dikelilingi oleh beragam simbol dan kebudayaan. Menggendong bayi dengan kain batik dikatakan sebagai simbol untuk membawa keberuntungan pada kehidupan anak tersebut.

Terkait batik sebagai pakaian sehari-hari, masyarakat Indonesia menggunakan batik sebagai busana sehari-hari baik itu dalam lingkungan formal seperti bisnis atau akademik, juga informal seperti merayakan pernikahan.

Selain itu, batik Indonesia dengan beragam motif uniknya juga dianggap memiliki peran penting dalam beberapa ritual tertentu.Ilustrasi pembuat batik di Lasem, Jawa Tengah© Disediakan oleh Kompas.com Ilustrasi pembuat batik di Lasem, Jawa Tengah

11 tahun sejak batik diakui UNESCO

Batik Indonesia resmi diakui oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda pada sidang UNESCO di Abu Dhabi.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menuturkan, mengutip Kompas.com, pengakuan tersebut dinilai sebagai berkah dan tantangan bagi Indonesia.

“Saya rasa kita semua patut bersyukur karena pengakuan tersebut adalah wujud apresiasi dunia kepada salah satu kekayaan bangsa kita,” kata Menlu Retno Marsudi dalam acara Pembentangan Perdana Mahakarya Kain Batik Garuda Nusantara, Jumat (2/10/2020).

“Namun tantangan kita selanjutnya tidaklah mudah,” lanjut dia.

Hal ini lantaran Indonesia harus terus merawat dan melestarikan kesenian batik Indonesia melalui berbagai cara.

Salah satunya adalah dengan mengenakan busana batik pada setiap acara yang dihadiri perwakilan Indonesia, terutama pada acara resmi.

“Untuk itu, kami telah bekerja dengan diplomasi Indonesia tidak pernah lelah untuk mempromosikan batik Indonesia ke masyarakat internasional,” ujar Retno.

sumber: kompas.com

Author: Gerai Kendhil

Tinggalkan komentar