
Fenomena Hujan Saat Imlek, Mitos atau Sains? Ini Penjelasan BMKG
Hujan yang terjadi pada Januari-Februari di Indonesia sering dikaitkan dengan Tahun Baru Imlek.
Sebagian orang percaya dengan mitos beranggapan, hujan yang sering terjadi pada periode tersebut menandakan Imlek akan segera tiba.
Meski begitu, perayaan Imlek ternyata tidak berkaitan secara langsung dengan fenomena hujan.
Ada penjelasan ilmiah mengapa hujan sering terjadi saat masyarakat Tionghoa merayakan Imlek.
Bagaimana penjelasannya?
Penyebab hujan sering terjadi saat Imlek
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengatakan, sebenarnya tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa hujan saat Imlek secara langsung terkait dengan perayaan itu sendiri.
Ia menjelaskan, hujan sering turun ketika Imlek karena perayaan ini memang bertepatan dengan musim penghujan di Indonesia pada Januari-Februari.
Datangnya hujan pada periode tersebut disebabkan oleh pola angin Monsun Asia yang membawa udara basah dari benua Asia dan Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia melalui angin baratan.
Monsun Asia adalah angin yang bertiup dari arah barat menuju timur, dari benua Asia bertekanan tinggi ke benua Australia bertekanan rendah.
Angin Monsun Asia biasanya terjadi saat musim hujan dan membawa banyak uap air yang bisa menimbulkan hujan.
“Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia berada dalam puncak musim hujan, yang biasanya ditandai dengan curah hujan yang cukup tinggi,” ujar Ida kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
“Oleh karena itu, meskipun Imlek sendiri tidak memengaruhi cuaca, potensi hujan di Indonesia saat perayaan tersebut cukup tinggi, mengingat periode tersebut memang berada di tengah musim hujan,” tambahnya.
Prakiraan cuaca saat Imlek 2025
Merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri 2025, masyarakat Tionghoa di Indonesia akan merayakan Imlek pada Rabu (28/1/2025).
Berdasarkan prakiraan BMKG, potensi hujan lebat hingga ekstrem berpotensi masih terjadi dalam intensitas tinggi di sejumlah wilayah Indonesia sebelum dan saat Imlek.
Kondisi ini dipengaruhi oleh angin Monsun Asia, La Nina lemah, dan pola siklonik di Kalimantan, NTT, Maluku, serta selatan Samudera Hindia Jawa.
“Faktor-faktor ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Masyarakat diimbau tetap waspada dan memantau informasi cuaca dari BMKG,” jelas Ida.
Ida menjelaskan, cuaca secara umum di Indonesia diprediksi berawan-hujan ringan pada 24-26 Januari 2025.
Namun, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah berikut ini:
Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- NTB
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
Hujan lebat-sangat lebat:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- NTT
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Barat
- Papua Pegunungan
- Papua Selatan.
Potensi angin kencang:
- Bengkulu
- Kepulauan Riau.
BMKG juga memprediksi, cuaca selama periode 25-30 Januari 2025 di Indonesia umumnya hujan ringan.
Meski begitu, hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di:
Hujan sedang-lebat:
- Aceh
- Sumatera Barat
- Riau
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kepulauan Bangka Belitung
- Bengkulu
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- DI Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- NTB
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan.
Hujan lebat-sangat lebat:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Barat.
Hujan sangat lebat-ekstrem:
- Lampung
- Jawa Tengah.
Potensi angin kencang:
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Kalimantan Barat.
sumber: kompas.com