Andaliman adalah rempah khas daerah Kawasan Danau Toba, yang dipakai sebagai bumbu wajib dalam masakan khas Suku Batak. Rempah ini memiliki aroma tajam yang khas, cita rasanya segar dengan rasa pedas, sedikit getir menggigit pada lidah, dan dengan rasa asam yang tersamar. Andaliman sering disebut sebagai merica Batak, namun cita rasanya tdk setajam merica atau sepedas cabai.
Di Kawasan Sumatera Utara, andaliman digunakan pada masakan Batak Karo, Batak Toba, juga Batak Mandailing, Simalungun, dan Pak-Pak. Hanya Melayu yang tinggal di pesisir sajalah yang tak menggunakan andaliman dalam masakan.
Ada ratusan masakan khas Batak dan hampir semuanya menggunakan andaliman sebagai salah satu bumbunya. Sebut saja Arsik, Naniura, Mie Gomak, Manuk Napinadar juga Saksang, semua masakan ini sedap rasanya dengan aroma dan cita rasa yang khas.
Andaliman sudah digunakan secara turun-temurun sudah di dalam masakan. Makanan yang dimakan mentah, dikukus, atau dipanggang semuanya berbumbu andaliman. Tak ada yang tahu pasti kapan bermulanya andaliman digunakan sebagai bumbu.
Bagi yang baru pertama kali mencoba, biasanya terlena karena tak mampu berhenti menyantap hidangan. Kenikmatan biasanya menghilang saat lidah mulai terasa kebas. Ini memang salah satu keunikan andaliman, hydroxyl-alpha-sanshool yang dikandungnya bisa menyebabkan mati rasa pada saraf lidah.
Andaliman terasuk Zanthoxylum (suku jeruk-jerukan). Buahnya berbentuk bulat kecil-kecil bergerombol di batang. Warna hijaunya berubah menjadi kecokelatan atau kemerahan saat matang. Kulit buahnya dikeringkan sebelum digunakan sebagai bumbu untuk masakan.
Rempah Toba ini tumbuh subur di hutan-hutan di ketinggian 1.100 – 1.500 mdpl. Tanaman ini tak bisa bertahan lama tumbuh di luar tanah Toba, walau di ketinggian yang sama. Tanaman ini seperti terikat pada tanah leluhurnya. Saat Danau Toba masih berupa gunung api purba.
Sejak berabad-abad lalu, andaliman sudah diperjualbelikan. Dicari oleh pedagang Arab, Tiongkok, dan Eropa. Karena selain berkhasiat membangkitkan selera makan, rempah ini juga menjadi bahan pengawet dan pereda sakit.
BUDIDAYA TANAMAN ANDALIMAN
Tanaman andaliman tumbuh di hutan-hutan secara liar dan dipanen dengan sulit karena mengambilnya harus masuk ke pedalaman hutan. Dari hutan, perlahan ia pindahkan tanaman rempah ini ke perkebunan. Dulu, tanaman ini juga sering dijadikan pembatas kebun kopi. Duri-duri pada batang tanaman andaliman menjadi penghalang hama seperti kelelawar, luwak, dan musang. Untuk memperbanyak tanaman ini yang semula dilakukan tumbuh dari biji, lambat laun bisa pula tumbuh dari stek dahan.
MANFAAT ANDALIMAN
Andaliman tak hanya bisa dijual dalam bentuk butiran. Rempah ini bisa dijual dalam bentuk bubuk atau dicampur pada makanan lainnya. Dalam adonan keripik, kacang telur, dan kue cokelat untuk camilan bahkan campuran dalam bumbu martabak, juga saus spaghetti. Sambal andaliman pun sudah bisa didapat dalam kemasan botolan, jadi siapa pun, selain orang Batak, bisa ikut menikmati.
Bila pergi ke kawasan Danau Toba, sudah banyak buah tangan serba andaliman yang bisa dibawa pulang.
Selain sebagai bumbumasaakan andaliman memiliki khasiat untuk Kesehatan tubuh. Coba sebarkan segenggam andaliman di bawah tempat tidur, maka aromanya bisa membantu nyenyak tidur semalaman.
Ini bukti andaliman memang ‘rempah sakti’. Banyak khasiat untuk kesehatan dalam kandungannya. Baik untuk memperlancar peredaran darah, mengandung antioksidan, andaliman juga bisa berfungsi sebagai aroma therapy.
Jadi selain digunakan sebagai bumbu masakan seharusnya andaliman bisa diolah menjadi produk kesehatan dan kecantikan. Aandaliman bisa dirubah menjadi minyak asiri, bahan untuk sabun, pelembut kulit, dan minyak wangi.
Related
Sorry, no records were found. Please adjust your search criteria and try again.
Sorry, unable to load the Maps API.