Yogyakarta Siapkan 25 Paket Wisata Khusus, Setiap Kelompok Dibatasi 10 Orang

Usai libur lebaran ini, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan sebanyak 25 paket wisata minat khusus yang menggandeng berbagai asosiasi pelaku wisata baik biro perjalanan, hotel dan pengelola destinasi. Paket wisata khusus ini menawarkan sebuah pengalaman berwisata secara berkualitas dan mendalam, yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil.

“Satu kelompok dalam paket wisata ini hanya 10 orang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Rahardjo, Senin, 24 Mei 2021.

Hal yang membuat paket wisata khusus ini spesial, salah satunya karena dalam paket itu wisatawan langsung mendapat sejumlah fasilitas khusus demi mencegah penularan virus Corona. Wisatawan dalam paket ini akan terfasilitasi alat transportasi khusus yang disiapkan Asosiasi Biro Perjalanan (Asita), hotel khusus yang sudah tersertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environment (CHSE) yang disiapkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan akan dipandu dari Perhimpunan Pramuwisata Indonesia Yogyakarta.

“Destinasi yang disambangi juga harus tersertifikasi CHSE dan hanya berada di zona hijau,” ujar Singgih.

Objek wisata yang disisipkan dalam paket ini akan di-screening berada dalam zona penularan Covid-19 apa. Jika masuk zona hijau (tak ada penularan Covid), maka akan dikunjungi. Jika objek itu mendadak berada di zona merah (tinggi penularan Covid), maka disiapkan objek lain penggantinya.

Singgih mengatakan paket ini tak sekedar mengajak wisatawan mendatangi destinasi tertentu lalu pulang tanpa mendapatkan apa-apa. Setiap paket ada program khusus yang disiapkan.

Misalnya saja, dalam salah satu paket yang diambil, ada program bernama “Meet The Maestro”. Program ini akan mengajak wisatawan mendatangi suatu destinasi sembari menyelami lebih dekat kehidupan sosok-sosok penting di wilayah itu.

“Jadi wisatawan dalam paket ini bisa diajak bertemu tokoh perajin keris yang terkenal, pembuat wayang, topeng, perajin batik yang sudah punya nama,” ujar Singgih.

Paket wisata yang ditawarkan akan lebih menggali pula sisi budaya masyarakat di Yogyakarta. Misalnya paket wisata sumbu filosofi (Tugu- Malioboro- Keraton), paket budaya Kotagede, kawasan budaya dan alam Gunung Merapi dan lainnya. “Wisatawan tidak diajak sekedar datang ke destinasi, lihat pemandangan, foto-foto lalu pulang. Tapi diajak mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dan liburan yang berkualitas,” kata Singgih.

Paket wisata khusus ini rencananya akan mulai teregister di aplikasi Visiting Jogja yang dikelola Dinas Pariwisata sekitar bulan Juli nanti itu.

Singgih menuturkan paket wisata khusus ini merupakan implementasi dari rancangan konsep travel corridor yang sebelumnya digagas Pemda DIY untuk menggeliatkan wisata di masa pandemi. “Kuncinya berwisata sehat dan berkualitas dengan pengalaman yang memberikan nilai tambah pengetahuan,” kata dia.

Sebagai gambaran awal, ujar Singgih, paket wisata khusus ini bisa dikemas dengan durasi tertentu. Misalnya paket 4 hari 3 malam. Jika dengan durasi lama ini kemudian dalam paket disisipkan event tradisi khusus bagi wisatawan.

“Yang pasti dengan paket wisata ini kami harapkan semua stake holder pariwisata bisa bersama bangkit, karena sejak pandemi ini sangat terasa dampaknya,” kata Singgih.

sumber: tempo.co

Author: Gerai Kendhil

Tinggalkan komentar