31 Tahun Destinasi Wisata Indonesia Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO, Mana Lagi Selain Borobudur?

13 Dec 2022 2 min read No comments News
Featured image

UNESCO melangsungkan Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia yang ke-15 di Carthage, Tunisia, pada 12 Desember 1991. Pada konvensi tersebut, Profesor Mongi Bousnina dari ALESCO menjelaskan bahwa sektor-sektor budaya dan alam yang terpisah dapat bekerja sama secara sinergis dalam melindungi kekayaan alam dan budaya manusia yang tak ternilai harganya.

Mengutip whc.unesco.org, Bousnina juga menunjukkan bahwa perlindungan warisan budaya dunia sebagai bagian dari tugas melestarikan identitas nasional dalam konteks dunia. Selain itu, perlindungan warisan alam juga dianggap sebagai prioritas utama dan tanggung jawab utama pemerintah. Tunisia yang kala itu menjadi tuan rumah konvensi juga telah mengambil serangkaian tindakan untuk meningkatkan perlindungan situs warisan budaya dan alam. Sama seperti Tunisia, Indonesia dengan keragaman budaya dan alam pun demikian.

Melansir Forbes, Indonesia berada di urutan teratas sebagai tempat terindah di dunia dengan skor keindahan alam 7,77 dari 10. Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 17.000 pulau yang terbentang sangat luas.

Komite dalam Konvensi 12 Desember 1991 memasukkan empat destinasi wisata Indonesia dalam daftar Warisan Dunia.

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur yang dibangun pada abad 824 Masehi ketika masa pemerintahan Wangsa Syailendra menjadi salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Candi yang berlokasi di berlokasi di Jalan Badrawati, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana. Bentuk bangunan candi ini berupa punden berundak-undak dengan 10 tingkat yang setiap tingkatannya diyakini sebagai lambang tahapan kehidupan manusia. Selain itu, pembagian vertikal Candi Borobudur menjadi tiga, yaitu dasar, tubuh, dan suprastruktur sesuai dengan konsep alam semesta dalam kosmologi Buddha yang saling tumpang tindih.

2. Taman Nasional Komodo

Mengutip p2k.unkris.ac.id, Taman Nasional Komodo terletak di antara Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Tempat ini diidentifikasi sebagai kawasan prioritas konservasi global yang terdiri dari ekosistem darat dan laut serta mencakup area seluas 219.322 hektare. Populasi komodo di Pulau Rinca yang merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo sebanyak 2.800 ekor. Selain itu, iklim kering di tempat ini pun memicu adaptasi evolusioner spesifik pada flora, seperti padang rumput, padang rumput sabana, hutan gugur tropis, dan hutan awan kuasi. Taman nasional ini juga dikelilingi oleh lereng-lereng bukit yang terjal dan vegetasi keringnya sehingga sangat kontras dengan pantai berpasir dan perairan birunya yang kaya akan karang.

3. Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di Jalan Raya Solo-Yogyakarta Nomor 16, Kranggan, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini menjadi candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Pakai Pikatan. Lokasi candi ini hanya berjarak sekitar 19 kilometer dari Candi Borobudur sehingga beberapa sejarawan menafsirkan latar belakang didirikannya Prambanan sebagai respons artistik, politik, dan agama terhadap pembangunan Borobudur.

Candi Prambanan dipersembahkan untuk tiga dewa utama Hindu (Trimurti), yaitu Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara), dan Siwa (dewa pemusnah). Candi ini dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1991 bersama dengan Candi Borobudur.

4. Taman Nasional Ujung Kulon

Wisata Indonesia yang juga ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO adalah Taman Nasional Ujung Kulon di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Melansir dispar.bantenprov.go.id, taman nasional seluas 122.956 hektare ini menjadi rumah bagi Badak Jawa yang sudah terancam punah. Selain itu, alam di tempat ini masih terjaga sehingga membuat pengunjung bisa menikmati keindahan vegetasi yang tumbuh bebas dan juga dapat melihat satwa-satwa liar hidup bebas.

Sumber: tempo.co

Author: Bang Ido

I like travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *