8 Tempat Bersejarah di Surabaya yang Bisa Dikunjungi Saat 17 Agustus

1 Aug 2023 3 min read No comments Info Wisata
Featured image

Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai sejumlah tempat bersejarah.

Pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI, kamu bisa mengunjungi tempat bersejarah di Surabaya tersebut untuk mengenang jasa para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI.

Tempat bersejarah di Surabaya berupa monumen, gedung, hotel, dan jembatan. Selain berwisata, pengunjung bisa mempelajari sejarah di tempat tersebut.

Tempat Bersejarah di Surabaya

Tempat bersejarah di Surabaya sebagai berikut.

1. Monumen Tugu Pahlawan

Monumen Tugu Pahlawan adalah bangunan bersejarah yang menjadi salah satu ikon ibu kota Provinsi Jawa Timur ini. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Dalam peristiwa heroik itu, banyak pejuang arek-arek Surabaya yang gugur. Bangunan Tugu Pahlawan berlokasi di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya.

Pertempuran 10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah revolusi Indonesia, yang berlangsung selama tiga minggu, seperti dikutip dari laman Gramedia.com. Oleh sebab itu, Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

2. Museum Sepuluh Nopember

Museum ini berada di dalam satu kawasan dengan Tugu Pahlawan Surabaya. Museum Sepuluh Nopember dibangun pada 10 November 1991 dan diresmikan pada 19 Februari 2000.

Bentuk museum ini berupa limas atau piramida yang sekilas mirip dengan Museum Louvre di Paris, Perancis, seperti dikutip dari Kompas.com (8/11/2022). Uniknya, bangunan Museum Sepuluh Nopember seperti terpendam di dalam tanah hanya terlihat bagian atapnya saja.

Keberadaan museum seluas 1.366 meter persegi ini bertujuan untuk mendukung nilai historis Tugu Pahlawan. Museum Sepuluh Nopember dilengkapi berbagai koleksi sejarah terkait Pertempuran Surabaya, seperti suara pidato Bung Tomo, radio peninggalan Bung Tomo, senjata peninggalan perang, mobil Bung Tomo, dan benda bersejarah lainnya.

3. Jembatan Merah

Jembatan Merah merupakan saksi perjuangan arek-arek Surabaya melawan tentara sekutu pada pertempuran 10 November 1945. Bahkan, jembatan ini merupakan lokasi tewasnya pimpinan tentara sekutu, AWS Mallaby dalam baku tembak, seperti dikutip dari website Pemerintah Kota Surabaya.

Jembatan yang melintas di atas Kali Mas ini, dibangun untuk menghubungkan Surabaya bagian timur dan barat. Jembatan yang identik dengan warna merah ini, dibangun pada 1809 pada era Gubernur Jendral Deandels.

Selain menyimpan banyak sejarah, Jembatan Merah juga menjadi lokasi wisata. Pengunjung bisa menjumpai bangunan tua yang digunakan sebagai gedung perkantoran.

4. Kampung Peneleh

Kampung Peneleh disebut sebagai kampung tertua di Surabaya, seperti dikutip dari Kompas.com (23/2/2022). Kampung yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini, memiliki sejumlah tempat bersejarah.

Salah satunya adalah rumah kelahiran Presiden Soekarno, yang berada di Jalan Pandean IV Nomor 50, Kelurahan Peneleh. Rumah itu telah ditetapkan menjadi cagar budaya nasional.

Kemudian, kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang merupakan seorang nasional sekaligus guru Soekarno. Di Kampung Peneleh juga berdiri Masjid Jamik, yang merupakan peninggalan Sunan Ampel.

5. Gedung Siola

Gedung Siola kini dikenal sebagai Museum Surabaya yang berisi koleksi benda-benda bersejarah tentang Kota Pahlawan, seperti dikutip dari Kompas.com (10/11/2021).

Gedung yang berada di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya ini, memiliki sejarah yang panjang. Gedung Siola dibangun pada 1877 oleh investor Inggris bernama Robert Laidlaw yang juga merupakan pemilik Whiteaway Laidlaw & Co, perusahaan ritel besar dunia saat itu.

Gedung Siola sempat diambil alih oleh Jepang, kemudian diganti nama yakni Toko Chiyoda. Pada November 1945, Gedung Chiyoda digunakan sebagai markas dan basis pertahanan rakyat Surabaya dari gempuran pasukan sekutu.

Setelah melalui perjalanan panjang, Gedung Siola ditetapkan sebagai Museum Surabaya sejak 2015 lalu.

6. Gedung Internatio

Gedung Internatio, merupakan saksi pertempuran sekutu dengan rakyat Surabaya pada November 1945. Tidak jauh dari lokasi gedung, pimpinan tentara sekutu, AWS Mallaby tewas.

Melansir dari Tribun News Wiki, gedung bersejarah ini dibangun sejak 1927 dan selesai pada 1931. Gedung ini sempat menjadi markas sekutu saat mendarat di Surabaya.

Lokasi Gedung Internatio berada di di Krembangan Selatan, Kota Surabaya. Letaknya  dekat Jembatan Merah Plaza dan Stasiun Jembatan Merah yang merupakan salah satu daerah tersibuk di Kota Surabaya.

7. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit, atau dulunya dikenal sebagai Hotel Yamato merupakan saksi sejarah perjuangan rakyat Surabaya mempertahankan kemerdekaan RI.

Hotel ini merupakan lokasi insiden perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo pada 19 September 1945, seperti dikutip dari Kompas.com (10/11/2022). Peristiwa ini memicu pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Mengutip dari situs Hotel Majapahit, hotel ini telah berganti nama sebanyak lima kali.  Hotel yang didirikan pada 1910 oleh Sarkies bersaudara ini, dibuka secara resmi pada 1911 dengan nama Hotel Oranje.

Kini, Hotel Majapahit telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun sudah mengalami renovasi, Hotel Majapahit tetap mempertahankan arsitektur bergaya art nouveau dan art deco pada era kolonial.

 

8. Penjara Kalisosok

Penjara ini terletak di Jalan Kalisosok. Penjara ini konon ditakuti dan dibangun pada masa Gubernur Jenderal Herman Williams Daendels. Tembok bangunan kini dipenuhi mural, termasuk saksi sejarah peristiwa 10 November 1945.

Untuk mendapatkan pengalaman napak tilas yang lebih komprehensif, kamu bisa menggunakan bantuan biro wisata yang tersedia.

Jika berkesempatan, kamu juga bisa mengunjungi Balai Pemuda Surabaya di persimpangan Jalan Pemuda, yang merupakan tempat Pusat Informasi Pariwisata untuk mendapatkan panduan destinasi wisata sejarah.

sumber: kompas.com

Author: Gerai Kendhil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *