Pertambangan

China Temukan Cadangan Emas Raksasa Senilai Rp 1.312 Triliun, Kalahkan Afrika Selatan

Ilmuwan di China menemukan cadangan bijih emas berkualitas tinggi yang sangat besar di Wangu, Hunan, China.

Hal tersebut disampaikan oleh Biro Geologi Provinsi Hunan (GBHP) pada 20 November 2024 lalu.

GBHP mengumumkan telah mendeteksi 40 urat emas yang merupakan bukaan panjang dan sempit di bebatuan penuh logam.

“Banyak inti batuan yang dibor menunjukkan adanya emas,” kata ahli geologi dan penambang bijih di GBHP, Chen Rulin dikutip dari Independent, Jumat (29/11/2024).

Uji coba pengeboran di dekat area periferal situs menemukan lebih banyak emas, ini menunjukkan bahwa depositnya bisa lebih besar lagi.

Senilai Rp 1.312 triliun

Dikutip dari LiveScience, Kamis (28/11/2024), deposit baru tersebut ditemukan di dekat beberapa tambang emas yang sudah ada di wilayah tersebut.

Para pekerja mendeteksi lebih dari 40 urat emas yang mengandung sekitar 330 ton (300 metrik ton) emas hingga kedalaman 6.600 kaki atau sekitar 2.000 meter.

Namun dengan menggunakan model komputer 3D, ahli pertambangan memperkirakan bahwa mungkin terdapat hingga 1.100 ton (1.000 metrik ton) emas di deposit baru itu.

Menurut mereka, deposit emas ini tersembunyi di kedalaman hingga 9.800 kaki atau sekitar 3.000 meter.

GBHP menerangkan, nilai cadangan emas tersebut diperkirakan mencapai sebesar 600 miliar yuan atau sekitar Rp 1.312 triliun.

Penemuan tersebut menjadikannya cadangan emas terbesar di dunia, mengalahkan tambang emas South Deep Afrika Selatan.

Cadangan emas di South Deep itu ditemukan pada 2022 yang memiliki sekitar 1.025 ton (930 metrik ton emas.

Sebabkan harga emas dunia melonjak

Berita penemuan cadangan emas di China ini menyebabkan harga emas dunia melonjak, jadi sekitar 95.240 dollar AS per kilogram atau Rp 1,5 miliar per kilogram.

China sendiri sudah menjadi produsen emas terbesar. Pada 2023, China menyumbang sekitar 10 persen dari output global.

Meski demikian, negara ini mempunyai tingkat konsumsi emas lebih tinggi daripada yang dapat dihasilkan.

Sehingga, China masih bergantung pada impor emas dari negara-negara lain, seperti Australia dan Afrika Selatan.

Dengan penemuan deposit emas ini, setidaknya dapat membantu untuk meringankan masalah tersebut.

Pada akhir 2023, perkiraan total 234.332 ton (212.582 metrik ton) emas telah digali dalam sejarah manusia, dengan lebih dari dua pertiganya diekstraksi sejak 1950.

sumber: kompas.com

Author: F Nababan

Leave a Reply