Kepercayaan dan Sederet Mitos Gunung Agung di Bali

Hampir di setiap gunung di Indonesia pasti memiliki kepercayaan dan mitos-mitos, termasuk Gunung Agung.

foto

foto

Ada kalanya sebagian itu berhubungan dengan hal mistis. Begitu juga dengan Gunung Agung, di Bali. Gunung ini merupakan yang tertinggi di pulau Bali mencapai 3.142 meter dari permukaan laut atau disingkat mdpl.

Masyarakat Hindu di sana percaya Gunung Agung merupakan tempat dewa-dewa bersemayam. Meletusnya gunung ini juga dianggap masyarakat Bali sebagai pertanda kemarahan para dewa.

Gunung Agung terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Akses menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian. Dari arah selatan dapat ditempuh melalui kecamatan Selat, kabupaten Karangasem dengan basecamp di Pura Pasar Agung lewat pasar Selat. Dari tenggara ditempuh melalui Budakeling lewat Nangka. Sedangkan dari barat daya dapat diakses melalui Pura Besakih kecamatan Rendang, kabupaten Karangasem.

Lantaran banyak peristiwa kecelakaan dan hilangnya beberapa pendaki, maka sejak Mei 2009 setiap pendakian Gunung Agung lewat Sebudi maupun Besakih, karangasem diharuskan memakai jasa pemandu. Dari Pura Pasar Agung, Selat perjalanan sepanjang 2.8 kilometer, memakan waktu 4 jam lebih hingga puncak. Dari Pura Besakih, Rendang, perjalanan sejauh 3.1 kilometer dan menghabiskan waktu 6 jam lebih hingga puncak.

Gunung Agung yang Sakral

Bagi Anda yang ingin bertualang mendaku Gunung Agung di Pulau Dewata ini, ada baiknya mengetahui tradisi, kepercayaan dan mitos yang ada di gunung ini.

Meskipun ada yang hanya mitos, tidak ada salahnya menghargai tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat. Apalagi gunung ini amat diskralkan oleh masyarakat Bali.

1. Jangan membawa daging sapi

Sapi adalah binatang suci bagi agama Hindu. Membawa daging sapi ke Gunung Agung dipercaya dapat membuat marah penunggu gunung. Sapi adalah simbol kesejahteraan bagi masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Membawa daging sapi ke Gunung Agung tentu akan menyinggung perasaan orang Bali. Dipercaya, bagi pendaki gunung yang ingin selamat, sebaiknya jangan coba-coba membawa daging sapi.

2. Jangan mengenakan baju merah atau hijau

Ingat larangan mengenakan baju hijau di pantai selatan pulau Jawa? Larangan mengenakan baju dengan warna tertentu, khususnya merah dan hijau juga berlaku bagi pendaki Gunung Agung.

Warga Bali percaya bahwa gunung dan laut adalah…

Warga Bali percaya bahwa gunung dan laut adalah pasangan suami istri. Penunggu Gunung Agung menyukai warna merah sementara penunggu laut menyukai warna hijau. Karena itu, kedua warna ini terlarang di gunung tersebut.

3. Harus membawa makanan dalam jumlah genap

Pastikan menghitung jumlah bekal atau makanan sebelum mendaki Gunung Agung. Mitos di sana mengharuskan pendaki membawa makanan dalam jumlah genap. Masyarakat lokal percaya, jika membawa makanan dalam jumlah ganjil, nantinya akan ada yang menggenapi jumlahnya. Entah bertambah atau berkurang, yang jelas tidak ada yang tahu pasti ada misteri apa di balik jumlah makanan yang ganjil di Gunung Agung.

4. Dilarang menggunakan emas

Konon, ada seorang pendaki gunung menggunakan emas saat bertualang ke Gunung Agung. Padahal ada larangan dari Ida Bhatara Lingsir bahwa tidak boleh menggunakan emas. Ida Bhatara Lingsir dipercaya sebagai sosok penjaga keutuhan Gunung Agung. Akibatnya pendaki tersebut merasa lumpuh dan tidak bisa bergerak. Meskipun Cuma mitos, ada baiknya mematuhi larangan tersebut. Toh, membawa perhiasan saat mendaki gunung juga bukan keputusan bijak.

5. Misteri kera putih

Kera putih merupakan binatang sakral bagi masyarakat Bali, khususnya warga Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Kehadiran kera putih dianggap sebagai utusan Ida Bhatara Lingsir sebagai pertanda baik. Kera putih biasanya muncul kala perayaan hari besar seperti ritual Pujawali di Pura Pasar Agung yang digelar sekali setahun. Saat Gunung Agung erupsi, kera putih terkadang juga muncul untuk memberi peringatan.

6. Pendaki harus ditemani orang suci

Bagi masyarakat Bali, Gunung Agung adalah gunung suci. Karena alasan ini, pendaki yang hendak mendaki gunung wajib ditemani oleh orang suci. Orang suci yang dimaksud adalah pendeta atau orang tertentu yang disucikan. Dengan demikian tidak sembarang orang bisa mendaki tanpa izin.

7. Misteri anjing penunjuk jalan

Dikisahkan, bagi pendaki Gunung Agung dengan rute Pura Besakih, biasanya akan menemukan gerombolan anjing di sekitar gerbang. Terkadang anjing-anjing ini akan ikut mendaki bahkan sampai puncak, seakan memandu jalan. Konon ada pendaki yang tersesat dan berhasil selamat hingga ke puncak setelah mengikuti anjing-anjing tersebut. Kepercayaan setempat menyebutkan, hanya orang dengan niat baik yang akan ditolong oleh anjing-anjing tersebut.

sumber: tempo.co

Author: Bang Ido

I like travel

Tinggalkan komentar