Tren Staycation Saat Pandemi, Simak Imbauan Agar Tetap Aman

 Lima orang remaja sedang asik berkumpul di pantai salah satu resort di Kabupaten Bintan, akhir September lalu. Berjarak sekitar dua meter satu keluarga juga melakukan hal yang sama, mereka menikmati debur ombak pantai sambil membakar jagung sore itu. Mereka adalah pengunjung Marjoly Resort yang tengah menikmati libur akhir pekan dengan staycation.

“Sudah lama tidak ke pantai karena pandemi, bosan juga dirumah,” ujar Peri Irawan, salah seorang pengunjung.

Selain sudah bosan tidak liburan, kata Peri, paket promo yang ditawarkan resort menjadi pertimbangan dirinya pergi liburan saat pandemi. “Disini kita menginap menggunakan tenda lengkap cuma Rp 55 ribu, dulu tidak pernah semurah ini,” ujarnya.

Meski memutuskan untuk tetap liburan kala pandemi, Peri mengaku tetap merasa khawatir dapat tertular Covid-19. Namun yang membuatnya yakin, ia menerapkan protokol kesehatan dan resort yang ia kunjungi sepi pengunjung. “Khawatir pasti ada, yang penting kami menerapkan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak-red),” kata dia.

Begitu juga yang dikatakan Deri Nugraha. Sudah beberapa bulan belakangan ia bekerja dari rumah. Awal Oktober lalu, dia akhirnya bisa berlibur ala staycation bersama istri di salah satu hotel di Tanjung Pinang. Khawatir dengan penularan Covid-19, Deri memilih secara ketat hotel yang tempatnya menginap. “Saya cek dulu, mulai dari penerapan protokol kesehatannya,” ujarnya.

Hotel yang dipilih Deri adalah salah satu hotel yang sepi pengunjung. Selain memperhatikan kesiapan hotel menerapkan protokol kesehatan, Deri membekali diri dengan masker dan hand sanitizer, juga menjaga antartamu.

foto© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO fotoPenerapan protokol kesehatan di beberapa kawasan wisata di Kabupaten Bintan. TEMPO/Yogi Eka

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Didi Kusmardjadi mengatakan staycation memang sedang ramai dan yang harus diperhatikan adalag semua pihak menerapkan protokol kesehatan. “Protkes (protokol kesehatan) itu yang penting,” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 23 Oktober 2020.

Didi meminta pengelola hotel atau resort harus lebih aktif melakukan pencegahan agar tidak terjadi klaster baru sektor wisata. Misalnya membatasi jumlah pengunjung, baik outdoor maupun indoor agar tidak terjadi penumpukan orang. “Misalnya di indoor hanya boleh 50 persen dari total jumlah pengunjung, begitu juga di outdoor, jaga jarak harus dipastikan diterapkan dengan baik,” kata dia.

Melihat mulai maraknya orang berwisata di tengah pandemi, Pejabat sementara Gubernur Kepulauan Riau Bahtiar mengimbau agar masyarakat tetap patuh protokol kesehatan. Apalagi akhir bulan ini ada momen libur panjang yang diprediksi akan dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur.

“Ini yang menjadi atensi pemerintah pusat dan pemerintah daerah karena dikhawatirkan akan memicu lonjakan baru kasus Covid-19. Jangan sampai setelah liburan kasus Covid-19 malah bertambah,” ujar Bahtiar, Kamis, 21 Oktober 2020.

Bahtiar pun menyarankan warganya untuk memilih berlibur di kawasan zona hijau yang lebih aman. “Namun apabila tetap berlibur pada daerah yang beresiko tinggi terjadinya penularan maka wajib bagi kita semua untuk mematuhi protokol kesehatan,” kata dia.

Sementara itu, dokter Sarah Angelique mengingatkan bahwa protokol kesehatan adalah upaya proteksi diri terhadap Covid-19 saat ke luar rumah. “Kalau sangat urgent terpaksa keluar rumah, proteksi diri agar tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” ujarnya yang juga sebagai Government & External Scientific Affairs Lead, Danone Indonesia saat memberikan materi tentang kesehatan kepada puluhan jurnalis yang mengikuti Fellowship AJI 2020.

Proteksi diri yang dilakukan adalah mencuci tangan, membawa hand sanitizer dan menjaga jarak. “Kalau misalnya liburan jangan sering mampir di tempat keramaian, carilah pesawat ataupun transportasi yang menerapkan protokol kesehatan,” kata Sarah.

sumber: tempo.co

Author: Bang Ferry

GEOLOGIST LIKE COFFIE

Tinggalkan komentar