Fakta Geologis Menarik Gunung Tambora
Seperti yang diketahui, Gunung Tambora di Sumbawa mulai dibuka sejak Tanggal 1 April 2021 untuk para wisatawan. Siklon Seroja yang terbawa ke Australia Barat kini sudah menghilang, sehingga para wisatawan kembali merasa aman ketika berkunjung ke Nusa Tenggara Barat. Nah, simak beberapa fakta menarik Gunung Tambora di bawah ini yang membuat kamu akan tercengang.M
Gunung Tambora (2850 mdpal) merupakan tipe Gunung Stratovulkanik, yang memiliki Kaldera di pusatnya. Walaupun demikian, Gunung Tambora masih memiliki kubah piroklastik di tengah kalderanya loh.
Erupsi Tambora Pukul 19.00 WIB 10 April 1815 merupakan erupsi yang menyebabkan korban jiwa terbanyak yaitu 60.000 jiwa. Ketinggian awal Gunung Tambora diperkirakan 4000 mdpal, yang tersisa sekarang hanya 2850 mdpal. Menariknya, hal ini tentu saja membuat banyak pendaki gunung ingin menaklukkan puncak Gunung Tambora tersebut.
Walaupun pernah terjadi erupsi besar pada tahun 1815, erupsi Gunung Tambora hanya tercatat empat kali dalam sejarah pengamatannya, yaitu Erupsi Tambora 1815 dengan kekuatan VEI 7, Erupsi Tambora 1819 dengan kekuatan VEI 2, Erupsi Tambora 1880 dengan kekuatan VEI 2 dan terakhir erupsi Gunung Tambora terjadi pada tahun 1967 dengan kekuatan VEI 0.
Sejak saat itu hingga sekarang Gunung Tambora masih dalam masa Dormant atau yang dikenal dengan gunung berapi tidur, pengertian lainnya adalah gunung api yang tidak aktif, tetapi dipercaya gunung tersebut masih dapat meletus.
Catatan menggunakan sampling batuan radio karbon diketahui sedikitnya terdapat tiga erupsi besar yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu pada tahun 740 M, 3050 SM dan 3910 SM. Namun penelitian ini belum dapat dipastikan kebenarannya.
Tektonik Setting dari Gunung Tambora ini yaitu Zona Subduksi. Zona Subduksi yang mempertemukan dua batuan lempeng samudera dan lempeng benua akan menghasilkan batuan beku yang lebih intermediate.
Benar saja, tipe Batuan Gunung Tambora terdiri dari dua jenis batuan, yaitu batuan mayor dan batuan minor. Batuan mayor berupa trasibasalt hingga tephrite basanite dan trasiandesit hingga basaltik trasiandesit yang merupakan bagian dari batuan beku intermediate. Adapun batuan minor berupa Batuan Basalt hingga picro-basalt dan andesit hingga basaltik andesit juga merupakan bagian dari batuan beku intermediate.
Melihat keindahan kaldera dari puncak supervulkano merupakan hal yang jarang tentunya menjadi tantangan tersendiri untuk setiap pendaki. Menurut Aplikasi Magma Indonesia yang dikelola oleh Kementerian ESDM tertanggal 18 April 2021 Gunung Tambora memiliki tingkat Level 1 Normal. Tunggu apa lagi #lengatambora yuk taklukkan Gunung Tambora.
SUMBER: kumparan